Enter your keyword

penilaian ketahanan iklim perkotaan di Indonesia DALAM WEBINAR SAPPK Sustainable Development in Built Environmen

penilaian ketahanan iklim perkotaan di Indonesia DALAM WEBINAR SAPPK Sustainable Development in Built Environmen

penilaian ketahanan iklim perkotaan di Indonesia DALAM WEBINAR SAPPK Sustainable Development in Built Environmen

Pada hari Rabu (30 Agustus 2023), telah diselenggarakan Webinar SAPPK #7 Sustainable Development in Built Environment dengan tema ‘Harnessing Urban and Regional Resilience in the Era of Global Crises.’ Acara ini sekaligus merupakan Joint-Webinar antara SAPPK ITB, Waseda University, serta Tokyo College, The University of Tokyo. Webinar ini dilakukan dalam format hybrid di Ruang JFP Labtek IXA Soegijanto Sugijoko ITB dan paltform Zoom Meeting. Webinar diikuti oleh kurang lebih 60 peserta, antara lain peserta dari pihak internal, yaitu tenaga pengajar SAPPK ITB, mahasiswa S1-S3 dari dalam dan luar ITB, serta beberapa stakeholders luar, seperti IAP Jawa Barat, IAP Sumsel, Kementerian PUPR, dan Bappenas.

Webinar dibuka dengan sambutan dari Dekan SAPPK ITB, Ibu Prof. Sri Maryati. Terdapat tiga narasumber dan satu diskusan yang berpartisipasi pada webinar ini. Salah satunya, Bapak Nurrohman Wijaya, Ph.D. dari anggota KK-P2PK. Pemateri pertama disampaikan oleh Ibu Dr. Riela Provi Drianda dari Waseda University dengan judul ‘Harnessing Archaeological Sites for Urban Resilience.’ Beliau menjelaskan temuan riset yang masih berjalan terkait Situs Arkeologi Jomon sebagai studi kasusnya, dimana Jomon merupakan peradaban pertama di Jepang yang menyediakan hutan kota untuk Tokyo dan Chiba. Beliau menyimpulkan bahwa situs arkeologi kota memiliki peran signifikan dalam membuat kota lebih tangguh.

Sedangkan, Bapak Nurrohman yang hadir secara luring memberikan paparan terkait ‘Assesing Urban Climate Resilience in Indonesia.’ Beliau menjelaskan penelitian yang masih berlangsung terkait penilaian ketahanan iklim perkotaan di Indonesia. Berawal dari kondisi Indonesia yang rentan terhadap berbagai tipe bencana alam yang 95%-nya erat dengan masalah iklim. Dampak dari perubahan iklim ini secara langsung memengaruhi tingkat ketangguhan kota. Sebagai hasil awal, terdapat beberapa poin penting yang salah satunya adalah adanya kebutuhan untuk lebih mengkoneksikan antara model kuantitatif/spasial dengan kebijakan ketahanan iklim.

Pemateri ketiga yang juga hadir secara luring ialah Ibu Dr. Yen Yen Sally Rahayu dari Tokyo College, The University of Tokyo dengan judul ‘Mainstreaming Biodiversity for Nutrition & Health/Wellbeing of Rural People.’ Beliau mengambil studi kasus di perdesaan Jawa Barat dan menguraikan tanaman liar yang kurang dimanfaatkan dan ditelantarkan yang dapat dimakan dengan penilaian ethnobotanical, penggunaan tren, dan potensi untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan/kesejahteraan masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan diskusi dari penanggap, yaitu Ibu Dr. Megumi Kagawa dari Waseda University. Beliau menjelaskan pentingnya topik-topik yang telah dijelaskan oleh para narasumber dan perlu ditindaklanjuti untuk mewujudkan kota yang tangguh dan berkelanjutan. Di sesi akhir, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan penutupan.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.