Enter your keyword

Workshop Konsepsi Revisi RTR Pulau Papua

Workshop Konsepsi Revisi RTR Pulau Papua

Workshop Konsepsi Revisi RTR Pulau Papua

Pada hari Kamis (27 Juli 2023), Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mengadakan kegiatan Workshop Konsepsi Revisi RTR Pulau Papua. Kegiatan yang dilakukan secara hybrid tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan dan pandangan dari para narasumber terhadap penajaman konsepsi pengembangan Pulau Papua melalui klaster ekonomi. Pada acara tersebut, Nurrohman Wijaya, Ph.D., hadir sebagai salah satu narasumber dengan memberikan materi tentang konsep pengembangan konektivitas transportasi di Pulau Papua. Secara spesifik, beliau menyampaikan mengenai hubungan antara konsep transportasi dan ruang, tantangan yang dihadapi oleh sistem transportasi, dampak integrasi jaringan dan pergerakan, serta pembahasan terkait isu dan rekomendasi pengembangan konektivitas Papua.

Terkait konsep transportasi dan ruang, beliau menguraikan tujuan adanya transportasi sebagai penghubung spasial, baik arus orang, barang, dan informasi, dari permintaan turunannya. Kaitan antara keduanya bisa memberikan eksternalitas positif dan negatif. Oleh karena itu, beliau menyampaikan perlunya memperhatikan konsep sistem transportasi dan ruang secara kontekstual, khususnya di wilayah Papua yang memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda dengan wilayah lain, dimana sebagian besar wilayah berkembang berada di daerah pesisir dan perbukitan. Kemudian, beliau menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi terkait sistem transportasi, diantaranya terkait dengan masalah kapasitas, transfer, reliabilitas, dan integrasi sistem, termasuk kaitannya dengan pergerakan dan jaringan, serta konektivitas intermoda dan transmoda. Secara khusus, beliau memaparkan konsep konektivitas dan hubungannya dengan aksesibilitas. Ukuran aksesibilitas bisa dihitung secara sederhana melalui matriks konektivitas antara pusat kegiatan dan simpul transportasi yang berdekatan.

Selanjutnya, beliau menyinggung mengenai beberapa isu konektivitas transportasi di Pulau Papua. Salah satunya adalah keterhubungan jaringan jalan belum memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian daerah. Hal ini terjadi karena belum terwujudnya integrasi transportasi intermodal dan antarmodal di wilayah Papua dan sekitarnya. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa sebagian jalan Trans Papua sudah terhubung, namun jalan tersebut membelah perkampungan, hutan belantara, termasuk kawasan konservasi, sehingga masih banyak kualitas jalan yang kondisinya kurang baik. Hal ini berarti membutuhkan anggaran besar untuk melakukan perawatan secara rutin.

Beliau juga memberikan beberapa rekomendasi terkait peningkatan konektivitas di Pulau Papua, di antaranya yaitu perlunya memperhatikan rencana struktur kegiatan, sistem perkotaan dan wilayah, dan sistem jaringan yang terbentuk, baik internal maupun eksternal. Dan juga pentingnya memperhatikan aspek ekologis dan fisik lingkunga, termasuk kebencanaan, dalam konteks pengembangan konektivitas Papua. Selain itu, beliau menyinggung perlunya perhatian pada konteks non-ekonomi, seperti karakter masyarakat dan relasi sosial, dalam pembangunan jaringan jalan. Juga, pemerintah perlu lebih fokus pada kebutuhan dan fungsi kegiatan ekonomi lokal, serta penguatan kelembagaan dan peran pemangku kepentingan terkait, khususnya dalam pembagian kewenangan pembangunan infrastruktur transportasi di Papua.

Secara keseluruhan, paparan yang disampaikan oleh Nurrohman W., Ph.D, berjalan dengan baik. Pada akhir kegiatan, partisipan yang hadir secara aktif melakukan diskusi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan masukan dalam upaya penajaman konsep pengembangan konektivitas transportasi di Pulau Papua.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.