Enter your keyword

Pengamatan Tingkat Panas Kota melalui Bandung Heat Watch Mapping Campaign bersama Bank Dunia dan CAPA Strategist

Pengamatan Tingkat Panas Kota melalui Bandung Heat Watch Mapping Campaign bersama Bank Dunia dan CAPA Strategist

Pengamatan Tingkat Panas Kota melalui Bandung Heat Watch Mapping Campaign bersama Bank Dunia dan CAPA Strategist

Pada hari Jumat dan Sabtu (29 dan 30 Juli 2022), telah diselenggarakan pelatihan penggunaan alat sensor dan kampanye pengamatan tingkat panas di Kota Bandung (“Bandung Heat Watch Mapping Campaign”). Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh The World Bank yang bekerjasama dengan perusahaan CAPA dan ITB. Salah satu pengajar dari KK P2PK ITB, Nurrohman Wijaya, Ph.D., bertugas sebagai koordinator pelaksanaan kampanye, yang dibantu oleh satu orang asisten, Diaz Ekaputra, S.T.

Pelatihan pembekalan penggunaan alat sensor telah dilaksanakan di Ruang 6301 dan 6302, Gedung Sugijanto Soegijoko, Labtek IX-A, SAPPK, ITB secara bauran. Acara diawali dengan pemberian materi awal terkait maksud dan tujuan kegiatan oleh Bapak Nurrohman. Beliau menjelaskan bahwa beberapa kota di dunia, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan suhu permukaan akibat beberapa hal, diantaranya rendahnya vegetasi, polusi udara, bangunan dan struktur kota yang tidak memperhatikan aspek radias panas matahari. Dampak negatif yang bisa ditimbulkannya yaitu kematian serta peningkatan energi dan biaya pengobatan. Oleh karena itu, pentingnya pemahaman dampak peningkatan panas permukaan dan melakukan studi empiris untuk mengurangi dampak yang terjadi serta menginformasikan strateginya pada para pembuat kebijakan perkotaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengukur tingkat panas di Kota Bandung, yang merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia, dan memiliki tingkat penduduk yang meningkat tinggi yang berimplikasi pada banyaknya penduduk yang rentan terhadap panas ekstrim. Selanjutnya, materi disampaikan oleh Bapak Joey Williams dari perusahaan CAPA, yang membuat alat mobile sensor dan melakukan analisis hasilnya. Beliau menjelaskan alat mobile sensor yang digunakan secara teknis, termasuk pemasangan dan rute yang dilaluinya, serta analisis data yang akan dihasilkan nantinya.

Pada hari kampanye, para sukarelawan hadir sejak pagi hari sesuai dengan rute yang telah ditentukan sebelumnya, terbagi sebanyak 15 kelompok dan 15 rute. Mereka diminta untuk melalukan survei dalam tiga waktu pengukuran, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Sebagian besar sukarelawan banyak menggunakan kendaraan bermotor roda dua, sedangkan sisanya mengendarai sepeda. Secara keseluruhan, para partisipan sangat senang dan antusias untuk mengikuti kampanye ini.

Kegiatan yang dilakukan oleh para sukarelawan yang sebagian besar adalah para mahasiswa dapat menjadi bekal dan peningkatan kesadaran bagi mereka untuk lebih memahami isu perkotaan dan dampaknya pada kehidupan masyarakat perkotaan. Dalam hal ini adalah isu dan dampak peningkatan suhu ekstrim di kawasan perkotaan. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kebijakan dan strategi pengurangan suhu permukaaan perkotaan dan upayanya mencapai pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di masa depan.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.