Laboratorium Masyarakat Jilid II: Bebersih Desa

Di bawah panasnya terik matahari, hari itu aku bersama kakak-kakak AMISCA berangkat menuju sebuah desa yang terletak di daerah Sekejolang. Kebetulan (namun tidak ada yang kebetulan ehehe), hari itu aku menjadi satu-satunya angkatan termuda yang mengikuti kegiatan tersebut, kegiatan ini dikenal dengan Labmas atau Laboratorium Masyarakat. Agenda hari itu adalah bersih-bersih mushola.

Beberapa waktu sebelumnya, aku sempat mengunjungi tempat itu untuk mengajar ngaji anak-anak setempat sehingga aku tidak asing melihat desa itu. Sekitar pukul 10.30 kegiatan pun dimulai, dari mengeluarkan karpet mushola, menyapu, mengepel, mencabuti tanaman liar di sekitar tangga menuju mushola, dan merapikan kembali mushola yang telah dibersihkan. Kegiatanpun berakhir sekitar pukul 13.00.

Satu hal yang baru kusadari bahwa itu telah lewat waktu dzuhur, dan tidak ada adzan maupun jamaah dari warga desa di mushola itu. Akupun bertanya pada kakak-kakak yang ada, mengapa hal itu terjadi. Setelah mendengarkan ceritanya, miris memang mengetahui keadaan desa itu. Hanya ada satu orang kakek yang masih melakukan shalat khususnya shalat di mushola di desa itu. Warga desa lain tidak mengenal shalat berjamaah seperti biasanya (padahal seluruh warga desa adalah muslim), beberapa warga desa memang melakukan shalat di rumah namun mayoritas dari mereka lebih memilih bekerja di kebun. Mungkin aku pribadi masih terlalu awam untuk menghadapi keadaan seperti itu, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan hanya dapat berdoa semoga Kampung Sekejolang bisa menjadi lebih baik. Aku sangat mendukung kegiatan yang dapat memakmurkan keagamaan di kmp. Sekejolang, salah satunya adalah kegiatan pengmas AMISCA yang mengadakan pengajian ibu-ibu di setiap bulannya. Semoga kedepannya, kegiatan keagamaan akan terus berkembang di desa Sekejolang. Dan semoga teman-teman yang mungkin tidak awam nenghadapi hal seperti ini dapat lebih tergerak hatinya untuk memperbaiki keadaan Kampung Sekejolang,

”Karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia”. (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no: 3289).

Sekian cerita dariku,
Eva In’16