Potensi Flora KHDTK Gunung Geulis
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Hutan Pendidikan Gunung Geulis (HPGG) ITB memiliki potensi flora yang baik dan tersebar pada berbagai jenis ekosistem seperti padang rumput, semak belukar, dan hutan. Keanekaragaman hayati yang cukup tinggi pada wilayah hutan rimba dapat merepresentasikan stabilitas ekosistem untuk mengkonservasi air dan tanah serta makhluk hidup lainnya. Secara umum, vegetasi Gunung Geulis berupa padang rumput, semak belukar, dan tegakan hutan pionir. Selain itu, juga terdapat tegakan hutan yang didominasi oleh Pohon Pinus dan Mahoni. Pada wilayah bagian Barat, tahap suksesi awal ditunjukkan oleh keberadaan tutupan vegetasi yang menyebar. Tutupan lahan berupa padang rumput lebih banyak dijumpai di bagian atas mendekati puncak Gunung Geulis. Diantara padang rumput, terdapat vegetasi semak belukar yang memuat tumbuhan perdu invasif seperti kirinyuh, saliara, dan harendong. Adapun bagian Timur Gunung Geulis ditumbuhi jenis vegetasi yang sama dengan kondisi yang sedikit berbeda. Padang rumput dan semak perdu lebih sering dijumpai dan lebih luas dibanding sisi sebelah barat. Kemudian, di bagian kaki Gunung Geulis biasanya terdapat tegakan bekas ladang atau kebun masyarakat yang tumbuh liar seperti Swietenia macrophylla, Toona sinensis, dan Coffea sp. sehingga cenderung lebih rimbun dan terdistribusi secara teratur. Dengan demikian, pertumbuhan vegetasi memiliki pola semakin berkembang dan rimbun dari puncak menuju ke kaki gunung. Secara keseluruhan, jenis tutupan vegetasi yang mendominasi kawasan Gunung Geulis terdiri dari padang rumput dan semak belukar, vegetasi hutan, dan talun (bekas ladang).
Vegetasi Padang Rumput dan Semak Belukar
Vegetasi padang rumput dan semak belukar paling banyak ditemukan di daerah puncak Gunung Geulis. Pada kawasan puncak Gunung Geulis, bagian Barat sebagian besar ditumbuhi semak belukar seperti kirinyuh dan alang-alang yang tumbuh cukup lebat di tepi jalan setapak. Sementara di bagian Timur didominasi oleh koloni semak belukar kaliandra. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, tumbuhan dengan bentuk hidup perdu yang paling mendominasi adalah kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan kirinyuh (Austroeupatorium inulifolium) dimana tidak ada spesies lain yang tercuplik di dalam plot analisis vegetasi.
Indeks keanekaragaman perdu di puncak Gunung Geulis adalah 1,08. rendahnya keanekaragaman perdu di puncak Gunung Geulis disebabkan adanya dominasi 2 spesies invasif yang sangat timpang dibanding spesies lain. Untuk vegetasi dengan bentuk hidup herba spesies yang paling dominan adalah spesies Imperata cylindrica (alang-alang). Alang-alang dapat berkembang biak dengan cepat melalui benih yang tersebar cepat bersama angin sehingga dapat dengan cepat menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk herba di puncak Gunung Geulis adalah 1,63 yang artinya keanekaragaman herba di puncak Gunung Geulis tergolong sedang dengan produktivitas dan kondisi ekosistem yang cukup cukup seimbang.
Vegetasi Hutan
Vegetasi hutan pionir Gunung Geulis berupa vegetasi hutan yang didominasi oleh Kaliandra pada daerah sepanjang aliran sungai yang terdapat di antara lembah Gunung Geulis dan Bukit Jarian. Kaliandra merupakan tanaman leguminosa dengan bentuk hidup perdu yang termasuk ke dalam famili Fabaceae. Ciri umum tumbuhan dari famili Fabaceae adalah perakaran dapat bersimbiosis dengan rhizobium dan mikoriza untuk membentuk bintil akar akar yang berfungsi mengikat nitrogen di udara guna menjaga kesuburan tanah. Secara khusus, kaliandra memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman untuk merehabilitasi lahan kritis dan melindungi komoditas hasil utama hutan. Tingginya rentang toleransi kaliandra terhadap degradasi lingkungan juga turut mendukung ketahanan hidup kaliandra pada berbagai jenis ekosistem.Apabila pertumbuhannya tidak dikontrol, maka kaliandra dapat berpotensi menjadi spesies asing invasif (invasive alien species)
Pada bentuk hidup pohon, spesies yang paling dominan adalah tisuk (Hibiscus macrophyllus) dan bambu (Gigantochloa atter) dimana nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk pohon di daerah ini adalah 1,34 yang menunjukkan keanekaragaman spesies pohon yang rendah karena adanya dominansi kaliandra. Tahap lebih lanjut dari suksesi adalah tutupan kanopi yang tumbuh bersama tutupan kaliandra yakni jenis pohon yang mulai mengisi hutan secara alami seperti diantaranya Ficus septica, Swietenia macrophylla, Ceiba pentandra, Mangifera indica, Aleurites moluccana dan masih banyak lagi. Pada areal hutan lindung Gunung Geulis juga ditanam tegakan perpaduan antara pohon Pinus (Pinus merkusii) dan Mahoni (Swietenia macrophylla).
Berdasarkan hasil survey di lapangan tahun 2017 dan data dari KPH Sumedang, bahwa luas tegakan pinus dan mahoni masing-masing adalah tegakan pinus seluas 51,03 ha dan tegakan mahoni seluas 49,86 ha.Dalam rangka peningkatan kerapatan tegakan, tegakan tersebut juga ditanami pohon sengon buto (Enterolobium cyclocarpum) di HPD Cikahuripan dan Cinanjung masing-masing seluas 1 ha.
Vegetasi hutan dengan tegakan pionir juga diselingi oleh keberadaan semak belukar yang lebih tinggi dan sekumpulan bambu yang merumpun sehingga membentuk pola tutupan lahan yang unik.
Vegetasi Talun (Bekas Ladang)
Vegetasi talun merupakan kawasan bekas ladang yang terletak di kaki Gunung Geulis dengan kondisi kontur berlereng. Tutupan lahan yang mendominasi adalah tegakan pohon yang diselingi semak belukar. Spesies dengan bentuk hidup pohon yang memiliki indeks nilai penting tertinggi diantaranya adalah Kemiri (Aleurites moluccana), Tisuk (Hibiscus macrophyllus), dan Awar-awar (Ficus septica). Adapun spesies pohon lainnya yang cukup banyak ditemukan adalah Mahoni Uganda (Khaya anthotheca), Seuseureuhan (Piper aduncum), dan Kiacret (Spathodea campanulata). Indeks keanekaragaman pohon di wilayah Cisempur adalah 1,79. Lebak Kaso juga merupakan wilayah bekas ladang berupa padang rumput yang didominasi oleh alang-alang (Imperata cylindrica). Sementara vegetasi semak yang didominasi oleh kirinyuh (Austroeupatorium inulifolium) dan saliara (Lantana camara). Sementara hasil analisis vegetasi terhadap pohon ditemukan bahwa pohon Pinus (Pinus merkusii) merupakan spesies pohon yang paling mendominasi kawasan bekas ladang. Selain itu juga ditemukan beberapa individu dari jenis pohon Flamboyan (Delonix regia) yang berasal dari famili Fabaceae. Indeks keanekaragaman pohon di daerah ini sangat rendah adalah 0,18.