Literasi, Media, dan Budaya dalam Peradaban

Literasi adalah ruh dari perkembangan peradaban manusia. Dapat dikatakan bahwa tanpa literasi peradaban itu sendiri tidak ada. Dalam fase terakhir, literasi digital menjadi bidang kajian yang penting dan mendesak.

Media adalah pusat penyebaran informasi. Melampaui itu, media kini menjadi “panglima” dalam peradaban bangsa khususnya dan dunia secara umum. Kini media tengah memasuki generasi kedua, “second media age” yang mengubah pola-pola komunikasi dari face to face menjadi interface. Studi media (media studies) adalah ranah yang sangat penting saat ini.

Kebudayaan adalah maujud dari kerja literasi dan media. Kebudayaan kini adalah persoalan keseharian itu sendiri (Barker, 2003). Peristiwa keseharian, sebagaimana telah disingung, digerakkan dengan sangat masif oleh media. Literasi menjadi basis keduanya. 

Tiga bidang tersebut merupakan kata kunci perkembangan peradaban kontemporer hari ini, khususnya yang terkait dengan kemajuan teknologi informasi .

Tiga ranah kajian ini disatukan karena ketiganya memang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya berdiri dan dipadukan di atas studi bahasa (linguistics studies) yang menjadi body of knowledge atau pohon keilmuan KK LMB. Berbeda dengan institusi lain, di perguruan tinggi yang fokus pada pendidikan, bahasa, dikaji sebagai objek pembelajaran dan objek penelitian. Di Kelompok Keahlian Literasi Media dan Budaya (KKLMB) bahasa dijadikan media untuk memaparkan seni dan teknologi.